Inilah 4 Fakta Bitcoin yang Perlu Anda Ketahui Saat Ini

1. Pencipta Bitcoin yang Sampai Saat Ini Masih Misterius

Seperti yang diketahui, Bitcoin pertama kali ditemukan pada tahun 2009 lalu oleh seseorang atau sekeolompok yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto. Dia (atau mereka) tiba-tiba saja menghilang dari internet sekitar tahun 2010 lalu serta hingga saat ini belum pernah terdengar keberadaannya sejak saat itu juga. Berbagai misteri mengenai identitas aslinya tersebut membuat sebagian besar menjadi penasaran terhadap sosok Satoshi Nakamoto dan belum ada yang tahu hingga saat ini apakah dia masih hidup atau sudah meninggal dunia.

Diketahui, dompet Bitcoin miliknya berisi sekitar 980 ribu Bitcoin, yang menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Sampai tulisan ini dibuat, harga Bitcoin telah mencapai angka 29.400 Dollar AS atau setara dengan Rp450,1 juta per keping koin BTC. Beberapa tahun lalu, beberapa individu terkenal sempat dikaitkan dengan identitas Satoshi Nakamoto. Individu-individu yang dimaksud diantaranya:

• Dorian Nakamoto, seorang pria keturunan Jepang-AS secara salah diidentifikasi sebagai Satoshi oleh salah satu media setempat sekitar tahun 2014 lalu.
• Craig Wright, seorang ilmuwan komputer Australia justru mengklaim dirinya sebagai Satoshi tahun 2016 lalu, akan tetapi tidak mampu memberikan bukti yang kuat.
• Nick Szabo, seorang ilmuwan komputer AS dan pioner dari mata uang kripto yang sering disebut sebagai calon potensial Satoshi Nakamoto.
• Hal Finney, salah satu dari beberapa individu pertama yang menerima Bitcoin dari Satoshi serta ikut serta dalam perkembangan komunitas Bitcoin pada masa awal berdirinya Bitocin.

2. Jumlah listrik yang dikonsumsi akibat penambangan Bitcoin

Negara Irlandia diketahui telah mengonsumsi sekitar 5.000 kilowatt/jam listrik setiap tahunnya. Semua peternakan pertambangan bitcoin bersama-sama mengonsumsi sekitar 60 terawatt/jam listrik, yang kira-kira setara dengan sejumlah besar daya listrik 6x10^10 kilowatt/jam (dibaca: 6 x 10 pangkat 10). Seluruh negara Irlandia diketahui telah mengonsumsi listrik lebih sedikit jika dibandingkan dengan gabungan semua peternakan yang ada di sana, di mana negara tersebut merupakan negara terpadat kedua di Eropa.

Menurut Digiconomist, selama tahun 2022, penambangan Bitcoin global telah mengonsumsi total 161 terawatt/jam. Jumlah tersebut dianggap telah melebihi penggunaan tahunan suatu negara seperti Swedia. Digiconomist menemukan bahwa masing-masing dari sekitar 93 juta transaksi di jaringan Bitcoin pada tahun yang sama rata-rata menggunakan 1.738 kilowatt/jam daya listrik. Penggunaan listrik yang dianggap berlebihan ini telah memicu kontroversi bagi sebagian besar kalangan pecinta lingkungan.

3. Bitcoin memiliki private dan public keys

Untuk mengirimkan bitcoin diperlukan adanya private dan public keys. Pada public keys sendiri dibutuhkan ketika seseorang hendak mengirimkan Bitcoin kepada orang lain, sedangkan private keys sendiri digunakan ketika hanya beberapa orang tertentu saja atau pengguna sendiri yang mengetahui kode tersebut dalam mengirimkan dan menerima Bitcoin. Meski demikian, sebagian besar pengguna Bitcoin tidak perlu menghapal kode-kode tersebut karena telah tersedia di internet.

Satu hal yang paling unik adalah semua orang justru dapat melihat transaksi yang sedang terjadi di Bitcoin tanpa mengetahui identitas pemiliknya. Dengan adanya private dan public keys, Bitcoin semakin mudah untuk dikirimkan ke para pengguna. Untuk biaya pengiriman Bitcoin dinilai lebih rendah jika dibandingkan dengan metode pembayaran digital lainnya seperti PayPal atau kartu kredit. Biaya transaksi dari Bitcoin sendiri tidak mencapai 1 persen dari nilainya, di mana hal tersebut justru berbeda dengan pembayaran digital lainnya yang mencapai angka 2-3 persen.

4. Bisa dijadikan sebagai alat investasi

Selain dijadikan sebagai alat pembayaran, Bitcoin bisa dijadikan sebagai alat investasi. Sama seperti halnya pada pasar saham, Bitcoin juga dapat dibeli di harga yang sangat murah dan dijual pada harga tertinggi. Sampai sekarang, nilai tertinggi Bitcoin sepanjang sejarah baru menyentuh angka 68.789 dolar AS atau setara dengan Rp1,05 miliar per koin yang terjadi pada tanggal 10 November 2021 lalu.

Seperti yang dibahas pada poin ke-3, jika seseorang hanya membeli 10 Bitcoin saja pada tahun 2009 lalu dengan harga mencapai 0.00099 dolar AS per Bitcoin atau setara dengan Rp15 per Bitcoin, pada nilai tertinggi lalu, ia memperoleh aset sebesar Rp10,5 miliar. Jumlah tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi para investor Bitcoin di tahun-tahun awal keberadaannya.

Itulah fakta-fakta menarik mengenai Bitcoin. Di antara kalian, ada yang pernah menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran? Atau juga menjadikannya sebagai aset investasi?

Sumber:

https://glints.com/id/lowongan/bitcoin-adalah/#:~:text=Seperti%20yang%20sudah%20dijelaskan%20di,melakukan%20transaksi%20internasional%20dengan%20mudah
https://www.simplilearn.com/things-you-didnt-know-about-bitcoin-article
https://originstamp.com/blog/satoshi-nakamotos-wallet-address/#:~:text=The%20wallet's%20address%20is%201A1zP1eP5QGefi2DMPTfTL5SLmv7DivfNa,the%20miner%20with%20new%20Bitcoins.