‘Kalau udah sukses, aku bakal ajak kamu ke jenjang lebih serius’. Itulah salah satu contoh janji manis yang mungkin sering didengar oleh mayoritas kaum perempuan dari pasangannya. Tidak sedikit dari mereka rela menunggu dan menemani kekasihnya dari titik nol. Namun, setelah sukses, alih-alih ditepati atas janji manisnya, mereka ditinggalkan begitu saja dan berpaling ke hati yang lain.
Fenomena ini telah ramai di media sosial yang disebut dengan from zero to hero syndrome. Akan tetapi, pernahkah kamu menyangka bahwa dampak ditinggalkan pasangan ternyata bisa memengaruhi kondisi kesehatan perempuan terutama dari segi psikologis?
Yuk, ketahui dan simak dampak psikologis yang dialami perempuan saat pasangan mengkhianatinya setelah menemani proses perjuangan!
Istilah from zero to hero syndrome merujuk pada kondisi dimana seseorang memilih untuk meninggalkan pasangannya setelah mencapai keberhasilan, meskipun telah mendampinginya sejak masa-masa sulit.
Situasi ini kerap terjadi pada pria yang memilih meninggalkan perempuannya demi perempuan lain. Walau begitu, menurut beberapa psikolog, hal ini juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada perempuan terhadap laki-laki.
Memang tidak bisa dipungkiri, sedikit banyak orang begitu tulus membersamai pasangannya dalam proses pencarian jati diri, makna hidup, bahkan cita-cita. Mereka mengharapkan hubungan tersebut bisa membuahkan hasil dengan perjuangan bersama yaitu menuju ke tahap yang lebih serius seperti ‘pernikahan’.
Namun, lagi-lagi, tidak semua harapan bisa sesuai dengan kenyataan. Ketika kesuksesan sudah digenggam, pasangan yang dulunya setia justru meninggalkan. Ada yang merasa beda arah, memiliki standar baru, atau bisa jadi karena ketidakmampuannya dalam mengontrol diri.
Kisah ‘setia menemaninya dari nol’ pupus begitu saja dan kontribusi pasangan seolah terlupakan. Kondisi ini cukup sering membebani emosional pasangan khususnya bagi perempuan. Dampaknya terhadap kesehatan mental menjadi tidak terelakkan.
Kondisi kesehatan mental perempuan bisa semakin terpuruk jika kekasihnya memilih untuk bersama wanita lain. Pengorbanan tidak berujung pada kepastian, melainkan justru pengkhianatan. Luka ini bukan sekadar emosional saja, tetapi juga dapat berdampak serius pada kondisi psikologis.
Berikut ini beberapa dampak yang kerap dialami perempuan setelah ditinggalkan kekasihnya:
Berakhirnya hubungan yang dijaganya penuh dengan cinta dapat menyebabkan seseorang merasa lelah, stress, dan cemas. Perasaan seperti ini muncul karena perempuan merasa kehilangan arah.
Perjuangan dan janji untuk masa depan yang sempat diyakini kini sirna menyisakan ketakutan akan hubungan. Kecemasan ini bisa berdampak pada produktivitas sehari-hari. Tidak jarang, pasca putus hubungan, beberapa orang memilih mengasihkan diri atau menjauh dari orang terdekat atau sosial.
Setiap pengkhianatan tentu saja berpotensi menimbulkan trauma. Kedalaman luka atau trauma ini bisa sangat berbeda pada setiap orang. Dampak kesehatan mental ini memungkinkan perempuan menjadi kesulitan untuk mempercayai orang lain atau bahkan menjalin komitmen baru lagi.
Setiap komitmen bisa saja dipandang dengan curiga sebagai bentuk pertahanan diri agar tidak kembali terluka.
Ketika perempuan ditinggalkan begitu saja oleh laki-laki yang benar-benar dicintainya, keraguan diri mulai muncul. Mereka sering kali mempertanyakan ‘apakah aku tidak cukup baik, tidak cukup cantik, atau menarik untuk pasangannya?’.
Meskipun kenyataannya perempuan sudah mengupayakan hal terbaik untuk pasangannya. Hal ini menandakan seseorang telah kehilangan kepercayaan diri dan tidak jarang membuat mereka menyalahkan diri sendiri.
Rasa kecewa dan kekhawatiran yang begitu dalam bisa berkembang menjadi kondisi depresi jika diabaikan begitu saja. Gejala seperti merasa hampa, kehilangan minat, kesulitan tidur, gelisah sepanjang hari, harus benar-benar diwaspadai.
Depresi merupakan kondisi kesehatan mental yang tidak boleh diabaikan. Itu artinya, perempuan membutuhkan dukungan emosional dan perhatian khusus dari orang terdekatnya.
Fenomena from zero to hero syndrome tentu saja tidak mudah dihadapi, apalagi jika harus dikhianati oleh orang tersayang. Dampak psikologisnya bisa mengganggu kesehatan mental. Namun, bukan berarti kamu tidak bisa mengatasi persoalan hidup asmara ini.
Untuk perempuan di luar sana yang mungkin ditinggalkan oleh orang tersayang, percayalah akan ada hari baik untuk kalian. Menyayangi seseorang adalah berkat, tetapi sebelum itu, kamu perlu menyayangi diri sendiri lebih dari siapapun. Semangat untuk perempuan hebat!
Customized landing page features. Organize your top links, showcase your content, and track clicks—all from a single shareable link.