Musim Kemarau Tapi Masih Banjir? BMKG Sebut Kemarau Basah!

Apakah kamu juga berpikir bahwa cuaca akhir-akhir ini terbilang cukup aneh? Saat ini, Indonesia semestinya telah menapaki periode kemarau di sebagian besar wilayah. Alih-alih kering dan suhu terasa panas, di beberapa daerah justru kerap terjadi hujan dan banjir seperti di Jakarta. Kondisi anomali seperti ini tidak jarang menimbulkan banyak pertanyaan publik. 

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa hujan masih terus turun di saat masyarakat harusnya mengalami kemarau? 

BMKG menyebut fenomena ini sebagai kemarau basah, sebuah kondisi iklim yang menyimpang dari pola normal. Lantas, apa itu kemarau basah? Apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan sehari-hari? Berikut penjelasan lengkapnya.

Apa itu Fenomena Kemarau Basah? Ini Penjelasan BMKG

Dilansir dari situs resmi BMKG, kemarau basah adalah situasi ketika hujan masih turun meskipun sudah memasuki musim kemarau. Padahal, musim kemarau di Indonesia hampir selalu ditandai dengan kondisi tanah yang kering, langit nan cerah, dan cuaca terik akibat panas setiap hari. 

Akan tetapi, saat kemarau basah melanda, hujan tetap turun meski tidak sesering saat musim hujan. Meski demikian, curah hujannya tetap tergolong tinggi meski frekuensinya lebih jarang. Inilah yang membuat di beberapa daerah seperti Jakarta atau wilayah Jabodetabek kerap banjir. 

Selain munculnya hujan, kemarau basah ini bisa ditandai dengan kelembapan udara yang naik, langit yang kerap berawan, dan kondisi air sungai yang tidak sekering biasanya. 

Lalu, Apa Penyebab Anomali Cuaca Akhir-Akhir Ini?

BMKG juga memaparkan bahwa pada dasarnya kemarau basah bisa terjadi akibat dari dinamika atmosfer yang cukup rumit dari tingkat regional hingga global. Tanpa dipungkiri, kondisi ini tentu saja membawa dampak tersendiri bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. 

Walaupun bukan sesuatu hal yang baru, kemarau basah bisa dipicu oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini diantaranya seperti suhu hangat permukaan laut di wilayah Indonesia yang tidak seperti biasanya, aktifnya angin Monsun, dan pengaruh iklim global La Nina. 

Lantas, apa itu La Nina?

La Nina adalah fenomena global dengan turunnya suhu di wilayah permukaan laut Samudra Pasifik bagian tengah. Hal tersebut akan menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat, khususnya di wilayah dengan kondisi perairan yang hangat. 

Dengan demikian, musim kemarau datang sedikit lebih lambat dengan curah hujan yang sebagian masih dalam batas normal. La Nina juga dinilai menjadi penyebab timbulnya anomali cuaca seperti kemarau basah di Indonesia. 

Pengaruh Kemarau Basah Bagai Dua Sisi Mata Uang

Namun, apakah kondisi kemarau basah ini menimbulkan situasi buruk atau justru sebenarnya cukup menguntungkan pada sektor tertentu?

Cuaca anomali atau munculnya fenomena kemarau basah sebenarnya bisa diibaratkan seperti dua sisi mata uang. Itu artinya, ada dampak positif dan negatif. 

Efek Positif

Sektor perairan akan mendapatkan keuntungan dari situasi kemarau basah sebab ketersediaan air tetap terjaga. Volume air di sumber perairan dan waduk cenderung stabil atau bahkan meningkat. 

Hal ini tentu akan membantu memenuhi pasokan kebutuhan air bersih untuk masyarakat serta mendukung sistem irigasi di sejumlah wilayah. 

Efek Negatif

Meski terlihat membawa manfaat untuk ketersediaan pasokan air, kemarau basah ternyata memberi pengaruh kurang menyenangkan bagi sektor pertanian. Tanah yang terlalu lembap dapat memicu terjadinya gagal panen terlebih untuk tanaman seperti jagung, kacang-kacangan, dan kedelai. 

Selain itu, kondisi yang lembap juga mendorong perkembangan penyakit tanaman dan hawa. Hal ini tentu saja akan merugikan hasil pertanian. Pola hujan yang sulit diprediksi seperti saat ini juga akan memberatkan para petani dalam merencanakan waktu tanam maupun panen. 

Inilah yang menjadi bukti nyata dari bagaimana perubahan iklim global yang mengganggu pola musim. Sebagai bentuk antisipasi terhadap dampak kemarau basah, BMKG menyarankan agar masyarakat memantau kondisi suhu secara berkala. 

Jangan khawatir, BMKG selalu menyampaikan update terkini secara rutin sebagai sebuah reminder untuk masyarakat. Informasi tersebut bahkan diperbarui setiap beberapa jam sekali untuk antisipasi perubahan ekstrem. 

Kamu bisa menemukan informasi penting ini di beberapa channel BMKG seperti InfoBMKG app, grup Whatsapp, media sosial, dan lain sebagainya.  Fenomena kemarau basah ini akan diramalkan terjadi hingga Agustus 2025. Oleh sebab itu, saat kamu harus beraktivitas di luar rumah meski hujan turun, tetaplah hati-hati. 

Supercharged Landing Page for

Customized landing page features. Organize your top links, showcase your content, and track clicksβ€”all from a single shareable link.

Developers πŸ”‹ Businesses 🏦 Influencers πŸ’πŸ»β€β™€οΈ Agencies πŸ’‘ Designers 🎨 Restaurants πŸ• eCommerce πŸ›οΈ Freelancers ⚑ Writers ✏️ Photographers πŸ‘¨β€πŸ’Ό

Explide
Drag